🐠 Mengikuti Sunnah Para Sahabat Dan Khulafaur Rasyidin Merupakan Perintah
Jumat 25 Maret 2011. 7. Sunnah Khulafaur Rasyidin. Perlu kita ketahui, bahwa ada beberapa masalah keagamaan yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah masih hidup, tetapi diadakan oleh para sahabat Nabi dan Khalifah Rasyidin, seperti Abubakar, Umar, Usman, Ali radhiyallahu anhum ajma'in. Semua perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan bid'ah
Dansepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yang sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham, dan jangan sampai kalian mengikuti perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bid'ah itu adalah
Beliaubersabda: " Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meski kepada seorang budak Habasyi. Dan sepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yang sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham, dan
Haditsdi atas menjelaskan mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat dan paling mengetahui dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki keshalihan yang tertinggi dan merekalah generasi pendahulu "as-Salafush-Shalih", yaitu para Sahabat Nabi, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in. (Luzumul Jama'ah (hal: 276-277), sedangkan orang-orang yang mengikuti jalan
KhulafaurRasyidin adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali radhiyallahu 'anhum. Hukum - hukum yang bersumber dari mereka itu lebih pantas untuk diikuti daripada yang bersumber dari selain mereka, karena keunggulan ilmu mereka tentang Sunnah dan sikap wara' (hati-hati) mereka dalam beragama. 5. Sesungguhnya titik cela pada bid'ah itu
BacaJuga: Perintah untuk Taat dan Mengikuti Sunnah Rasulullah dan sunah para khulafaur rasyidin yang telah mendapatkan petunjuk. Karena hal itu merupakan sunah yang juga direkomendasikan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk diikuti. Seperti baitul maal pada masa Abu Bakar, pembukuan Al Quran pada masa Utsman, pembuatan
Olehkarena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena semua perkara bid'ah adalah sesat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim
Kedua mereka tidak takut terhadap musuh, baik musuh itu sedikit maupun banyak. Ketiga, mereka tidak jatuh miskin dalam hal yang duniawi, dan mereka demikian percaya pada rezeki Allah SWT.". Berikut adalah kehidupan tasawuf empat sahabat Nabi Muhammad Saw yang dijadikan panutan para sufi: 1. Abu Bakar as-Siddiq.
Dansepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yg sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dgn sunnahku & sunnah para khulafaur Rasyidin yg mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dgn gigi geraham, & jangan sampai kalian mengikuti perkara-perkara yg dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bid'ah itu adl sesat. [HR. ibnumajah No.42].
KultumRamadhan: Berpegang Teguh Pada Sunnah Rasulullah Dan Khulafaur Rasyidin (Para Sahabat). Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami posting untuk Anda, kultum Ramadhan dengan tema atau judul Berpegang Teguh Pada Sunnah Rasulullah Dan Khulafaur Rasyidin (Para Sahabat). Kultum ini kami ambil dari Syarah Hadits Arba'in karya Syaikh Ibnu Dqiqil 'Id. Silahkan dibaca untuk referensi kultum
KisahKepemimpinan 4 Sahabat Nabi Khulafaur Rasyidin. 1. Abu Bakar Ash Shiddiq. Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq berlangsung selama 2 tahun 3 bulan. Ia adalah seorang khalifah pertama dan menjadi satu-satunya yang disebut sahabat nabi oleh Allah SWT dalam QS. At Taubah ayat 40.
Iniboleh juga dikatakan bid'ah, tetapi bid'ah hasanah, yaitu bid'ah yang baik. (H.R. Bukhari, lihat Fathul Bari X, hal. 390 - 396) Dari keterangan hadits 1 sampai 5, betapa kita diwajibkan untuk mengikuti sunnah para sahabat yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah Saw. Bahkan dalam hadits yang ke-4 selain ahlu sunnah wal jama'ah
CA7JPvu. Jakarta Khulafaur Rasyidin artinya para pengganti yang mendapatkan petunjuk, untuk menggantikan tugas- tugas Rasulullah SAW. Dalam menjalankan tugas dan kepemimpinannya, para Khulafaur Rasyidin selalu dan senantiasa meneladani kepemimpinan Rasulullah. Di antaranya memiliki sikap yang arif dan bijaksana, berilmu agama yang luas dan mendalam, serta berwibawa dan disiplin. Khulafaur Rasyidin artinya para pemimpin dalam Islam, di antaranya Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Para khulafaur rasyidin merupakan pemegang estafet kepemimpinan Islam untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah, dan mewakili nabi dalam mewujudkan keadilan, menyebarluaskan kebajikan dan kasih sayang, serta setiap ucapan dan perbuatannya tidak pernah menyimpang dari ajaran suci agama Islam. Khulafaur Rasyidin artinya para khalifah yang sangat arif bijaksana, serta menjadi pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW, baik itu sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin umat. Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 40, yang artinya “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup paranabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Berikut ini biografi singkat Khulafaur Rasyidin yang rangkum dari berbagai sumber, Senin 12/5/2022.Seni Terbangan, Perpaduan Seni Gurun Pasir dan Jawa yang Nyaris Punah Sinkretisme Budaya Islam-JawaMengenal Khulafaur Rasyidinilustrasi sholat. Rasyidin artinya para pemimpin yang menggantikan tugas- tugas Rasulullah SAW. Adapun para khalifah yang memimpin umat Islam ini hanya ada 4 orang, yang terdiri dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib. Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni Khulafa’ danAr- Rasyidin. Khulafa’ berarti jama’ dari khalifah yang memiliki arti “pengganti“. Sedangkan kata Ar-Rasyidin yaitu “mendapat petunjuk.” Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti yang mendapatkan petunjuk, dan semua tugas kenabiannya tidak bisa digantikan. Allah SWT. berfirman dalam Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 40 Artinya “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seoranglaki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup paranabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang sangat arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat Nabi yang terpilih menjadi pemimpin kaummuslimin setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Imam as-Suyuthi2015 Dalam menjalankan tugasnya, para Khulafaur Rasyidin senantiasa meneladani kepemimpinan Rasulullah, diantaranya memiliki sikap yang arif dan bijaksana, berwibawa dan disiplin, berilmu agama yang luas dan mendalam, serta berani bertindak dan berkemauan yang Bakar As-ShiddiqIlustrasi Islam, Al-Qu'ran. Sumber PixabayRasulullah setelah wafat, maka sahabatnya Abu Bakar yang sekaligus mertuanya ditunjuk oleh para sahabat sebagai penggantinya untuk memegang kendali umat Islam. Melansir dari laman Nu Online, Abu Bakar As-Shiddiq adalah salah satu khulafaur rasyidin pertama yang menjadi pimpinan umat Islam setelah Rasulullah. Abu Bakar As-Shiddiq adalah sosok yang santun, adil, penyayang, serta bijaksana dan merupakan perwakilan dari apa yang ia lihat dari Rasulullah dalam memimpin umat Islam. Hal ini yang membuat para sahabat sepakat untuk menunjuknya sebagai pimpinan umat Islam saat itu. Menurut Syekh Nawawi Banten, Abu Bakar menjadi pimpinan umat Islam selama dua tahun setengah. Setelah genap memimpin umat Islam selamat dua tahun setengah, Abu Bakar As-Shiddiq wafat di usia 63 tahun. Ia meninggalkan umat Islam pada malam Selasa tanggal 23 Jumadil Akhir, antara waktu Maghrib dan Isya, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam bin KhattabIlustrasi Islam sumber PixabaySayyidina Umar merupakan satu-satunya sahabat yang dipilih, untuk melanjutkan perjuangan sahabat dekatnya itu. Memiliki sikap yang tegas dalam berdakwah, dan bijaksana dalam menyebarkan ajaran Islam, menjadi salah satu alasan di balik terpilihnya Umar untuk menjadi pimpinan kaum muslimin. Umar bin Khattab adalah salah satu khulafaur rasyidin kedua setelah sahabatnya Abu Bakar. Ketika menjadi pimpinan umat Islam selama sepuluh bulan dan lima hari, Umar mampu menyebarkan ajaran Islam dengan sangat luas sekalipun dengan tempo yang sangat singkat selama menjadi pemimpin. Sayyidina Umar wafat di usia 63 tahun, dan meninggalkan umat Islam pada hari Rabu tanggal 27 bulan Dzulhijah, setelah dibunuh oleh Abu Lu’luk al-Mughirah Fairuz, saat sedang melakukan shalat Subuh, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam Rasulullah dan Abu Bakar. Utsman bin AffanIlustrasi salat, Muslim, Islam. Foto oleh Monstera dari PexelsKhulafaur Rasyidin artinya pemimpin yang ditunjuk ini, selanjutnya adalah Sayyidina Utsman bin Affan yang merupakan piminan umat Islam ketiga dalam sejarah khulafaur rasyidin setelah masa kepemiminan Sayyidina Umar. Dalam masa kepemimpinannya, kaum muslimin dipimpin selama dua belas tahun kurang dua belas hari, dan berhasil menaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan yang menentang terhadap ajaran yang ia dakwahkan. Utsman bin Affan pada masa kepemimpinannya itu, telah berhasil menyebarkan ajaran Islam hingga kota Mesir. Tepat di masa keemasan pimpinannya itu, Utsman bin Affan pergi meninggalkan umat Islam di usia 88 tahun. Dirinya wafat karena dibunuh oleh penduduk Mesir dan orang-orang Khawarij setelah melaksanakan shalat Ashar, tepat pada hari Rabu tanggal 18 Dzulhijjah, kemudian dimakamkan di Makbarah Baqi’ di Madinah. Ali bin Abi ThalibAda 5 perang besar dan bersejarah yang terjadi selama bulan Ramadan Liputan6/IstockKhulafaur Rasyidin artinya para pemimpin yang menggantikan tugas- tugas Rasulullah SAW, selanjutnya adalah Ali bin Abi Thalib. Melansir dari laman NU Online, salah satu hadits yang populer tentang kelebihan Sayyidina Ali dari sahabat yang lainnya adalah “Saya Rasulullah adalah gudangnya ilmu, dan Ali adalah pintunya ilmu.” Ali bin Abi Thalib menjadi sahabat pertama, yang masuk Islam dari kalangan anak kecil juga menjadi suami dari putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Ali bin Abi Thalib masuk dalam kategori khulafaur rasyidin keempat setelah wafatnya Utsman bin Affan. Sebagai pemimpin, dirinya dipercaya untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah dan para pimpinan Islam sebelumnya. Melalui masa kepemimpinannya, Ali bin Abi Thalib berhasil menyebarkan ajaran Islam melebihi jangkauan khulafaur rasyidin sebelumnya. Dalam menjalankan tugasnya, tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, namun mensejahterakan rakyatnya, berlaku sangat adil dan bijaksana, sebagaimana pimpinan-pimpinan sebelumnya. Dalam masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, dikenal dengan istilah masa tersulit jika dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Sebab, pada masa itu terjadi perang saudara antara umat Islam pasca wafatnya Sayyidina Utsman. Namun pemimpin ini tetap memiliki sejarah yang luar biasa dalam mengatasi semua itu. Tepat di masa kepemimpinannya yang sudah mencapai 5 tahun, ia meninggalkan umat Islam setelah dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam di usia 65 tahun. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jakarta - Jabal Rahmah menjadi salah satu tujuan ziarah para jemaah haji atau umrah. Bukit ini menjadi saksi dari banyaknya peristiwa bersejarah dalam perkembangan Islam, salah satunya yakni sebagai tempat pertama bertemunya Adam dan Hawa ketika di Rahman berlokasi di Arafah. Bukit ini diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pertama peremuan Adam dan Hawa di Bumi. Tempat ini kemudian kerap disebut sebagai bukit cinta atau bukit kasih Jabal RahmahJabal Rahmah merupakan nama salah satu bukit yang secara geologis terbentuk dari bebatuan yang tingginya sekitar 70 meter. Sementara pegunungan Jabal Rahmah membentang mulai dari pegunungan As-Sa'ad menuju pertengahan tanah wukuf di Arafah dengan ketinggian 339 meter di atas permukaan laut. Di tengah Jabal Rahmah terdapat tugu atau monumen yang terbuat dari beton persegi empat berwarna putih. Lebarnya 1,8 meter dan tingginya 8 meter. Adapun Jabal Rahmah terletak di tepi Padang Arafah yang merupakan daerah pinggiran timur Makkah. Jaraknya sekitar 1,5 km dari Masjid lain dari Jabal Rahmah adalah bukit kasih sayang. Dinamai hal tersebut nama Jabal Rahmah diambil dari kata rahmah yang berarti kasih sayang. Hingga saat ini, Jabal Rahmah menjadi salah satu tempat legendaris yang tidak pernah sepi dari kunjungan jemaah haji maupun umrah dari seluruh menurut buku Doa-Doa Khusus Ibadah Haji yang disusun oleh Amirulloh Syarbini, asal-usul dari nama Jabal Rahmah juga berkaitan dengan peristiwa pertemuan antara Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa setelah sekian lama dipisahkan oleh Allah SWT. Maksud kasih sayang dari Jabal Rahmah merujuk pada kasih sayang antara Adam dan Hawa yang telah lama Adam AS dan Siti Hawa berpisah selama 200 tahun saat diturunkan ke bumi, sebagaimana dikatakan Abdul Mutaqin dalam buku Kain Ihram Anak Kampung. Akhirnya keduanya bertemu di Arafah, yang saat ini dijadikan tempat pertemuan umat Islam setiap pendapat lain yang menyebut, Nabi Adam AS berpisah dengan Siti Hawa selama 500 tahun, 300 tahun, bahkan ada yang mengatakan 40 tahun. Wallahu a' Turunnya Wahyu Terakhir Rasulullah SAWBerdasarkan buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul karya Ahmad Hawassy, selain menjadi tempat bertemunya kembali Nabi Adam AS dan Siti Hawa, Jabal Rahmah menjadi lokasi khutbah yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menjelaskan kesempurnaan agama SAW menyampaikan turunnya Surat Al-Maidah ayat 3 merupakan wahyu terakhir yang mengabarkan bahwa Islam sudah yang disampaikan Sang Rasul saat Haji Wada haji terakhir itu disambut dengan begitu gembira oleh umat muslim, kecuali Umar bin Khattab dan Abu Bakar Ash Shiddiq yang memiliki firasat akan ditinggalkan Rasulullah. Oleh sebab itulah mereka berdua pun khutbah terakhir itu, Rasulullah menekankan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Rasulullah pun telah menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah dengan jelas kepada seluruh umatnya. Pedoman umat muslim yang berupa Al-Quran dapat dijadikan penolong dan sumber utama dalam menyelesaikan masalah hingga akhir ke Jabal Rahmah Saat Hari ArafahBersumber dari buku 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah yang ditulis oleh Asima Nur Salsabila, pada dasarnya tidak terdapat petunjuk langsung dari Rasulullah SAW yang menjadi dasar hukum bagi jemaah haji untuk menaiki Jabal Rahmah sebagaimana yang sering dilakukan oleh orang-orang saat hari itu, tidak ada petunjuk dari Rasulullah SAW ketika berhaji untuk menaiki gunung tersebut dan menjadikannya sebagai bagian dari manasik. Rasulullah SAW pernah berpesan dalam sabdanya, "Ambillah manasik haji dariku."Mengikuti Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin dan para sahabat setia serta pengikut Rasulullah SAW tidak pernah naik ke gunung tersebut ketika mereka sedang berhaji, juga tidak menjadikannya sebagai bagian dari manasik haji. Mereka hanya mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang pada saat itu juga tidak dari sumber yang sama, terdapat dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW berada di bawah gunung tersebut di sisi batu besar. Beliau bersabda, "Aku wukuf di sini, namun seluruh Arafah merupakan tempat yang boleh digunakan untuk melakukan wukuf. Naiklah dari perut Arafah."Oleh karena itu, para ulama menganggap bid'ah perbuatan yang menyatakan naik ke Jabal Rahma ketika berhaji malah meembuatnya dianggap sebagai bagian dari manasik haji. Sebab, menurut hadits riwayat Muslim, seseorang yang melakukan amalan yang tidak ada dalam tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya, maka amalannya akan sisi lain, bukan berarti mengunjungi Jabal Rahmah ketika berhaji menjadi larangan atau sesuatu yang diharamkan. Jadi, jelas bahwa mengunjungi Jabal Rahmah bukan salah satu ajaran dan hal yang dianjurkan oleh Rasulullah tetapi boleh dilakukan dengan maksud mulia lainnya seperti misalnya ziarah, menambah pengetahuan, atau sekadar melihatnya sebagai salah satu bukti kekuasaan penjelasan dari kisah mengenai bukit Jabal Rahmah yang menjadi salah satu destinasi jemaah haji yang berkesempatan untuk berkunjung.
[رَوَاه داود والترمذي وقال حديث حسن صحيح] Abu Najih, Al Irbad bin Sariyah ra. ia berkata “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. Kami bertanya ,”Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya meninggal, maka berilah kami wasiat” Rasulullah bersabda, “Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya budak. Sesungguhnya siapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus mendapat petunjuk dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat.” [HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih] Mutiara Hadits Bekas yang mendalam dari nasehat Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dalam jiwa para shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi kita semua Taqwa merupakan yang paling penting untuk disampaikan seorang muslim kepada muslim lainnya, kemudian mendengar dan ta’at kepada pemerintah selama tidak terdapat di dalamnya maksiat Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin, karena di dalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak terjadi perbedaan dan perpecahan Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya memberikan wasiat saat berpisah karena di dalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama bid’ah yang tidak memiliki landasan dalam agama Penjelasan Pada sebagian sanad diriwayatkan dengan kalimat “Sesungguhnya ini adalah nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya meninggal. Lalu apa yang akan engkau pesankan kepada kami?” Beliau bersabda, “Aku tinggalkan kamu dalam keadaan terang benderang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang menyimpang melainkan ia pasti binasa” Perkataan, “nasehat yang menggetarkan hati” maksudnya adalah mengena kepada diri kita, membekas dihati kita dan menjadikan orang takut. Sabda Rasulullah, “Aku memberi wasiat kepadamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan mentaati” maksudnya kepada para pemegang kekuasaan. Sabda Beliau, “walaupun yang memerintah kamu seorang budak”, pada sebagian riwayat disebutkan budak habsyi. Sebagian Ulama berkata, “Seorang budak tidak dapat menjadi penguasa” kalimat tersebut sekedar perumpamaan, sekalipun hal itu tidak menjadi kenyataan, seperti halnya sabda Rasulullah, “Siapa membangun masjid sekalipun seperti sangkar burung karena Allah, niscaya Allah akan membangukan untuknya sebuah rumah di surga”. Sudah tentu sangkar burung tidak dapat menjadi masjid, tetapi kalimat perumpaan seperti itu biasa dipakai. Mungkin sekali Rasulullah memberitahukan bahwa akan terjadinya kerusakan sehingga sesuatu urusan dipegang orang yang bukan ahlinya, yang akibatnya seorang budak bisa menjadi penguasa. Jika hal itu terjadi, maka dengarlah dan taatilah untuk menghindari mudharat yang lebih besar serta bersabar menerima kekuasaan dari orang yang tidak dibenarkan memegang kekuasaan, supaya tidak menimbulkan fitnah yang lebih besar. Sabda Rasulullah, “Sungguh, orang yang masih hidup diantaramu nanti akan melihat banyak perselisihan” ini termasuk salah satu mukjizat beliau yang mengabarkan kepada para sahabatnya akan terjadinya perselisihan dan meluasnya kemungkaran sepeninggal beliau. Beliau telah mengetahui hal itu secara rinci, tetapi beliau tidak menceritakan hal itu secara rinci kepada setiap orang, namun hanya menjelaskan secara global. Dalam beberapa hadits ahad disebutkan beliau menerangkan hal semacam itu kepada Hudzaifah dan Abu Hurairah yang menunjukkan bahwa kedua orang itu memiliki posisi dan tempat yang penting disisi Rasulullah. Sabda Beliau, “Maka wajib atas kamu memegang teguh sunnahku” sunnah ialah jalan lurus yang berjalan pada aturan-aturan tertentu, yaitu jalan yang jelas. Sunnah Rasulullah adalah pedoman hidup yang beliau contohkan selama beliau hidup. Sabda Beliau, “dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk” maksudnya mereka yang senantiasa diberi petunjuk. Mereka itu ada 4 orang, sebagaimana ijma’ para ulama, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra. Rasulullah menyuruh kita teguh mengikuti sunnah Khulafaur Rasyidin karena dua perkara Pertama, bagi yang tidak mampu berpikir cukup dengan mengikuti mereka. Kedua, menjadikan pendapat mereka menjadi pilihan utama bila terjadi perselisihan pendapat diantara para shahabat. Sabdanya “Jauhilah olehmu perkara-perkara yang baru“. Ketahuilah bahwa perkara yang baru itu ada dua macam Pertama, perkara baru yang tidak punya dasar syari’at, hal semacam ini bathil lagi tercela. Inilah yang disebut bid’ah. Kedua, perkara baru yang dilakukan dengan membandingkan dua pendapat yang setara, perkara baru semacam ini tidak tercela. Kata-kata “perkara baru atau bid’ah” arti asalnya bukanlah perbuatan yang tercela. Akan tetapi, bila pengertiannya ialah menyalahi Sunnah dan menuju kepada kesesatan, maka dengan pengertian semacam itu menjadi tercela, sekalipun secara harfiah makna kata tersebut sama sekali tidak tercela, karena Allah pun di dalam firman-Nya menyatakan “Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur’an pun yang baru dari Tuhan mereka” QS. Al Anbiyaa’ 2 Juga perkatan Umar radhiallahu anhu “Bid’ah yang sebaik-baiknya adalah ini”, yaitu shalat tarawih berjama’ah. Wallaahu a’lam.
mengikuti sunnah para sahabat dan khulafaur rasyidin merupakan perintah