🏮 Puisi Pendek Tentang Hujan Dan Rindu

Membacabuku saku saja semakin berkurang. Walaupun ini dipengaruhi banyak faktor, tetap saja merupakan kemunduran. Oleh karena itu, kami berusaha untuk memberikan fasilitas melalui jalur penulisan puisi. Kami telah menyusun kumpulan karya puisi tentang 14 Baris yang merupakan kiriman para kontributor hingga tahun 2022. Contoh-contoh puisi 14 Baris Hujandan rindu cerpen karangan. Puisi hujan hujan adalah peristiwa jatuhnya air dari atmosfer. Puisi hujan bagian i hujan dan rindu. Seringkali fenomena ini dijadikan inspirasi untuk menciptakan puisi yang indah. Kumpulan puisi rindu atau puisi tentang rindu di bawah ini merupakan kata kata yang dirangkai untuk mengungkapkan perasaan hati. Hujandan rindu punya tugas yang sama Sama-sama jadi penyubur. Baca Juga: [PUISI] Terjebak. Lanjutkan membaca artikel di bawah. Editor's picks [PUISI] Perihal Hamba [PUISI] Terenyuh Kedua artikel itu saya ajukan pada hari Jumat di hari yang sama dengan artikel tentang "3 istilah outfit cewek" yang kakak tolak karena sudah ada artikel KopiCinta — #Kopi_Pekat #Mh_Hamdan Sepekat kopi, hujan… Puisi - Hujan dan Rindu (@catatansenja_maira) - Musikalisasi puisi rindu - YouTube. Kumpulan Puisi Hujan dan Rindu - Quote of the Spirit - Wattpad. Kumpulan Puisi Pendek Tentang Hujan yang indah. 36 Puisi Hujan Penuh Arti & Perasaan Cinta Rindu Perpisahan Kenangan PuisiTeramat RinduOleh: RakezaRkeda. Sebentar lagi senja kan tiba. Harapku senja kan berakhir bahagia. Namun jurang waktu berkata lain. Harus ada segurat tawa yang hilang. Mungkin setitik kecewa menggores. Bila kumampu, ingin menghentikan sang waktu. Kuingin menikmati indah senyummu. Kamitelah menyusun kumpulan karya puisi tentang Cinta yang merupakan kiriman para kontributor hingga tahun 2022. Contoh-contoh puisi Cinta Dan melutku celoteh tentang rindu F.Sandro. 0. Kala Bumi Terguyur Hujan. KALA BUMI TERGUYUR HUJAN. Kita bertemu kala bumi terguyur hujan dan kita berbagi payung menuju masing peraduan sambil kenalan APoem A Night Hujan Dan Rindu Hujan Kata Kata Indah Kutipan Buku . Ini cerita tentang hujan di hari minggu dan rasa yang tertinggal dari sabtu lalu tentang kakek renta yang pantang menghiba meski senja di depan mata tentang kakak usil yang penyayang meski kerja dan tempa harus dijumpa sedari muda tentang adik periang yang berbinar. Kumpulanpuisi pendek tentang hujan yang indah. Keunikan kata tentang hujan selalu membawa inspirasi dalam hujan puisi dan berbagai karya tulis. Karena kata hujan terkadang dijadikan sebagai puisi kenangan, puisi hujan dan rindu, puisi hujan romantis atau pun hujan puisi singkat dan puisi pendek hujan romantis malam yang dingin. HujanKelabu Basahi Rindu; Puisi Aku, Hujan, dan Hampa; Ali Musri Syam Mohon Tunggu Sekretaris - Belajar Menulis. Pekerja, peduli dan menyukai sastra, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. KKN UNS Kelompok 73 adakan Sharing tentang pembuatan medai tanam Lasagna Bed dan pupuk organik cair dari bahan sampah organik Dansampai saat ini hujan masih menguyur ribuan rumah, sekolah, mesjid, jalanan, tukang sekoteng, tukang bandrek, kucing, Ayu juga kenangan. Kumpulan Puisi Rindu Buat Kami yang Lagi LDR Mana yang Paling Cocok? Sabtu, 23 Juli 2022 | 18:47 WIB Kumpulan Puisi, Quotes, Tentang Cinta Kharisma P Lanang, Cocok Untuk Dijadikan Caption Instagram Wednesday May 24, 2017. Kumpulan puisi rindu singkat dan tentang rindu yang sederhana. Pengertian rindu adalah perasaan yang sangat ingin dan sangat mengharapkan sesuatu yang diinginkan seperti yang dijelaskan puisi pendek tentang rindu dan puisi rindu panjang yang diterbitkan blog puisi dan kata bijak. Rindu juga biasa diartikan keinginan PuisiTentang Esok Atau Lusa 4 Bait 16 Baris Oleh JEQ Aku punya rasa yang tak terungkapkan Mahupun albi tak rela atau mulut terbungkam Gerimis mengundang hujan peneman Luaran bingit namun dalaman mendiam. Loncat ke konten. MENU Tema Puisi Tentang Rindu; Ini Puisi Romantis Banget; Contoh Puisi Untuk Sahabat; Puisi Sedih Menyedihkan; MYRb. Bagi beberapa orang, hujan bisa menjadi sumber inspirasi untuk menulis puisi. Alasannya, hujan seringkali membuat seseorang melamun dan memikirkan hal-hal sendu. Namun dengan menulis puisi, seseorang bisa mencurahkan perasaan yang dialaminya seperti kesedihan atau kerinduan. Jika Anda ingin mengambil tema hujan untuk puisi, ada banyak puisi yang bisa dijadikan sumber inspirasi. Simak contohnya di bawah ini. Puisi Tentang Hujan dan Rindu Berikut ini tujuh contoh puisi tentang hujan dan rindu yang bisa Anda jadikan inspirasi untuk menulis puisi dengan tema serupa. 1. Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon yang berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar Pohon bunga itu 2. Hujan dan Kebersamaan Karya Dedik B Hujan ini mengingatkanku pada angan Pada kebersamaan pernah kita jalankan Setiap orang menarikan imajinasi yang disampaikan Melalui kertas putih tak diharapkan Langit terasa gelap mencekam Air berjatuhan tanpa memberi kesempatan Hawa dingin menusuk pori-pori badan Semangat tetap tak terbantahkan Ada yang tidur dengan kesakitan Ada yang merenung dengan kesendirian Ada yang ragu dalam penyampaian Ada pula cinta dalam kebersamaan Kasih ku tatap mata tajam Ada kerinduan terlalu dalam Seperti tanah gersang merindukan hujan Kasih bila hujan telah tiada Adakah kebersamaan kita tetap terjaga? Setiap peristiwa melahirkan suka dan duka Dan menjadi penyebab guncangan jiwa 3. Hujan dan Rindu Ini cerita tentang hujan di hari Minggu dan rasa yang tertinggal dari Sabtu lalu tentang kakek renta yang pantang menghiba meski senja di depan mata tentang kakak usil yang penyayang meski kerja dan tempa harus dijumpa sedari muda tentang adik periang yang berbinar meski jari kakinya mengintip menyeruak sepatu yang berkali disulam sang bunda tentang nenek jelita yang senyumnya hangat memeluk sejuk Ini cerita tentang hujan di Minggu pagi dan remah-remah nostalgi di penghujung buku diary tentang ayam, kucing, dan kelinci yang jadi definisi mimpi tentang rumah laba-laba, cengkih dan pala yang jadi definisi ceria tentang lagu dolanan di bawah rembulan yang jadi definisi tawa tentang jajanan pasar buatan nenek tetangga yang jadi definisi bahagia Ini cerita tentang hujan minggu lalu dan segumpal rindu pada bau tanah yang syahdu 4. Memori Tetesan Hujan Karya Setia Erliza Sehelai daun hijau panjang Menutupi mahkota dari derasnya hujan Menuju tempat lautan ilmu Beberapa tahun yang silam Saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar Memori daun pisang menjadi bait kisah haru Menempa kisah di musim penghujan Basah? Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmu Sambil menggigil kau genggam tanganku Jelas terlihat dari tangan keriputmu Menuntunku di bawah derasnya hujan Daun pisang mengukir kisah haru Ciptakan kenangan indah tak terhingga Antara aku, ayah, dan hujan. 5. Setetes Kenangan dalam Hujan Karya Tarisya Widya Safitria Dulu Saat semburat merah jingga nan elok Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala Tetes kehidupan jatuh serentak Membombardir ribuan kilometer lahan Impresi menguap di atas tanah Larut bersama wewangian hujan Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan Tersemat manis indahnya janji masa depan Penuh kebahagiaan semu berselimut basah Kini, Beradu dengan nestapa Menatap seruan hina yang menyayat jiwa Menusuk hingga rindu menyeruak keluar Dengan satu tarikan nafas gusar Kenangan di Basah Hujan Rayhandi Di basah itu memori tersangkut Menyanyut ingat membara bayang Terlihat warna di pucuk mata Kurasa memori menari bernyanyi berputar Masih teringat olehku Kenyataan yang menggenggam Hangat menguar melawan dingin Terbawa sampai ke hulu hati Aku tak ingin melupa Rasa di bidang merah masih menyenja Di bayang barat rasa itu kugantung Bersama hujan ia melebur Hujannya deras terasa Merangkak mencari celah Batu keras memukulku Terngiang ingin mengepak Aku belum larut menjadi abu Aku masih menjadi ingatan yang takkan raib Menjadi sepertiga kenangan yang hidup di hujan malam Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya. 6. Senandung Galau Tanah Kemarau Entah apa yang terjadi pada langit. Hingga telah berbulan-bulan menahan jatuh rintikmu padaku. Aku menjadi tiada dalam ketiadaan yang hampa. Satu-satunya alasan menemuimu yang menjelma menjadi embun subuh tanpa menoleh sedikit saja pada senja. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah lelah. Lelah menunggu sembab langit dengan ribuan pelukan yang tak sempat aku kecup satu per satu. Teruntuk kita yang menjadi bahagia di antara basahnya hujan. 7. Hujan Ini Mengingatkanku Padamu Tahukah kamu Bahwa jauh di lubuk hatiku Ada sebuah kenangan yang kusimpan, Rapi – serapi-rapinya. Dan hanya kubuka Saat hujan bergerenyai Seperti di pagi yang mulia ini. Saat kusentuh, Kenangan itu membuncah Membawa bayang-bayang indah Tentang kamu, kamu dan senyumannya Yang tak pernah bisa kulupakan. Lalu tiba-tiba Kenangan itu mengajakku Masuk kembali, ke masa lalu. Kumpulan puisi pendek tentang rindu rindu yang paling rindu. Rindu biasa juga disebut kangen, jadi puisi rindu yang dipublikasikan berkas puisi kali ini dapat juga di sebut puisi bagaimana kata kata rindu buat kekasih dalam bait puisi pendek tentang rindu dan puisi kangen dalam bentuk puisi rindu pendek dan puisi rindu lebih jelasnya disimak saja kumpulan puisi pendek tentang rindu dan puisi pendek kangen di bawah RINDU DAN CEMBURUOleh BaridinAda rasa yang terlaluAntara aku padamuRasa tak ingin jauhRasa ingin memiliki utuhTak ingin terbagiTak ingin terpisah lagiYa,Ada rinduAda cemburuBahkan pada angin yang membelai lembut wajahmuPada mentari yang mendekapmu dengan hangatnyaYa,mungkin terlalu Teramat RinduOleh RakezaRkedaSebentar lagi senja kan tibaHarapku senja kan berakhir bahagiaNamun jurang waktu berkata lainHarus ada segurat tawa yang hilangMungkin setitik kecewa menggoresBila kumampu, ingin menghentikan sang waktuKuingin menikmati indah senyummuTakkan kubiarkan senyummu layuDuhai sang bayu kabarkan pada senja bahwa kuteramat rindu akan senyuman ituPuisi Masih Tentang Rinduseumpama ombak ingin menjumpai daratanrinduku setiap saat bergeloranamun dengan anggun mampu aku tahankarena aku tau jika itu akan menenggelamkanPUISI MASIH TENTANG RINDUOleh Arini EkaSajak ini masih samaBercerita dalam rangkai aksaraDan masih tentang rinduYang selalu kau hadirkan lewat senyummuTak juakah kau puasMelihat kejatuhanku pada rasa yg tak jelasTersakiti rindu yang tak lagi pantasCukup...,Kini aku ingin berhentiMengusaikan segala yang harusnya di akhiriDan jika ini memang inginmuMenghukumku dengan kepingan rinduAgar segala tentangmu tak pernah mati dalam ingatankuSungguh..., telah sempurna caramuKarena tak hanya dinetrakuKamu masih begitu nyata bermain dalam imaji juga hatikuDemikianlah tentang kumpulan puisi pendek tentang rindu yang paling rindu baca juga puisi pendek tentang rindu yang terpendam atau puisi pendek tentang hujan dan rindu yang telah diterbitkan sebelumnyaSemoga kumpulan puisi pendek tentang rindu yang paling rindu dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi pendek tentang senja dan rindu pendek. Puisi Hujan – Puisi Pendek Tentang Hujan, Kenangan dan Rindu. Di antara kaum muda, hujan tetap memiliki kesan tersendiri. Dari fenomena alam inilah puisi hujan akan tercipta, kenangan akan kenangan masa lalu akan diingat. Nah, dengan puisi hujan yang menggambarkan suasana hati akan dicurahkan semuanya di sana. Penurunan air dari langit yang kita sebut hujan adalah salah satu anugerah Tuhan Yang Mahakuasa, yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan dan kita patut bersyukur. Dengan hujan, kehidupan di bumi selalu terpenuhi. Bagi Anda yang ingin menggambarkan suasana hati Anda dengan puisi hujan, berikut ini kami berikan koleksi puisi tentang hujan. Daftar isi Kenyataan di Balik Hujan Aku Rindu Hujan Kisahku Tak Merindu Hujan Kita Kepada Aku dan kamu Saja Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku Halte Persimpangan Hujan ini Turun Lagi Menikmati Tamparan Hujan Senja Basah Hujan Kematian Saat Merindumu Mutiara Kecil Kusambut Hujan Di Saat Hujan di Suatu Sore Kau Pikir Hujannya Telah Reda Hujan Malam Ini Hujan Bersamamu Kisah Hujan Setetes Kenangan dalam Hujan Hujan dan Namamu Jadikan Aku Hujan Memori Tetesan Hujan Musim Hujan Berselimut Duka Hujan di Ternate Rintik Rindu Novena Seperti Hujan Kisahku dan Hujan Secercah Hujan di Ujung Senja Rinai Memberai Sajak Pertemuan Hujan dan Senja Titisan Hujan Bersama Nyanyian Syahdu Kenyataan di Balik Hujan Oleh Tista Apriyandani Pergilah….! Ujarku membara laksana petir membelah sunyi Kian dusta terlanjur kau hembas melukai hati Ku tak pikir sejauh apa langkah kaki pergi Melambai pergi raga tenggelam tak peduli Surat terbuang… Secarik kertas teruntai menari di atas pena Hujan bersaksi dikau menusuk jantung mata Sedih di kala duka hamba menyapa relung raga Berpaling kau pergi silakan saja hatiku rela Bersabar… Insan hati terkelupas Sang sarang perih terluka Tinggalkan dikau bagai telur pecah tak berguna mencintaimu laksana jasad di balik keranda Relung menangis kian terpecah sakit merana Tak peduli… Berlarilah sebahagia kau kejar kapas berkabur Enggan ku lari melangkah menggapai gerimis cinta Sesak hati mengema kaku tenggelam dalam kubur Bibir tak sudi berampun dikau kejam seribu dusta. [*] Puisi aku rindu hujan Aku Rindu Hujan Aku rindu hujan di tiap-tiap tetesan; pada matamu langit kesunyian aku rindu hujan di tiap-tiap percikan; pada detakmu gemuruh keheningan aku rindu dirimu di tiap-tiap hujan; pada namamu menderas kerinduan [**] Kisahku Tak Merindu Hujan Oleh Bukamaruddin Aku adalah tanah kota kemarau abadi yang dihampiri aspal dan beton Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki peneduh seperti pohon di pinggir jalan yang sekarang enggan berdaun Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki lumpur seperti kesederhanaan tanah dan kenangannya Di sini kisah kasih membantu tunggu tak lagi patuh rindu tak lagi butuh Jika engkau memang tiba maka kuminta gerimismu karena hanya itu yang membuatku tak meluap Jika engkau tetap datang maka kucinta pelangimu karena hanya itu yang tak membuatku mengeluh. [*] Kita Kepada Aku dan kamu Saja Oleh Riris Ariska Dulu ratusan sajak kutulis karenamu Ribuan kata kusampaikan padamu Milyaran mimpi terangkai atas kamu Dulu sebelum kita kepada aku dan kamu saja Aku tak ingin melupa Rasa penuh yang masih menyenja Meski gelap akan datang, dan badai menentang akan menghempaskan, dan pada hujan kau akan kuleburkan Aku tetap mempersilakan dingin memluk, biar dibasah memori terangkut, biar hujan jatuh dan banjir tak kunjung surut, aku tak akan larut seperti gula yang kau aduk. [*] Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku Anggap saja hujan ini adalah kenangan, meski rintik yang sedetik, tapi mampu mengingatkan anggap saja hujan ini adalah kerinduan, meski rintik yang setitik, tapi mampu mempertemukan anggap saja hujan ini adalah aku, meski sudah tak lagi deras, tapi tetap membekas. [**] Halte Persimpangan Oleh Rizqi Amalia Di bawah rintik hujan Berpayung langit hitam Aku berjalan memungut puing-puing kenangan Sebuah pertemuan di halte perpisahan Seulas senyum tercipta oleh tatapan mata tanpa sengaja Sepatah sapa memecah keheningan yang ada Berharap hujan enggan tuk reda Tanpa terasa detak dada berdecak tak semestinya Semusim telah berlalu, menelan detik yang melaju Tentangmu, membingkai sisi kalbu Siluet senyum memahat rindu Namun kehilangan mendahului temu Selepas engkau tiada Hujan tak lagi sama Rintiknya membawa aroma kamboja Segenggam ikhlas melepas langkahmu di alam sana. [*] Puisi hujan ini turun lagi Hujan ini Turun Lagi Hujan ini turun lagi untuk yang kesekian kali mengingatkanmu mengingatkanku tentang rintik soal waktu yang sedetik hujan ini turun lagi menetesi kedua pipi membasahimu membasahiku tentang kenang soal airmata yang berlinang hujan ini turun lagi dari kata yang kau namakan puisi namamu namaku tentang cinta soal rasa yang pernah singgah hujan ini turun lagi membekas di lubuk hati. [**] Menikmati Tamparan Hujan Oleh Nani Andriani Saat hujan melanda negeriku Seolah candu aku berlari tanpa malu Menikmati indahnya penorama alamiah Derasnya hujan membasahi tubuhku Membelenggu memikat rindu Kutelentangkan kedua sudut tanganku Menari-nari layaknya bocah kerdil Di bawah guyuran air bah langit Kuterdiam di jalanan sepi Menikmati setiap jengkal tamparan mega Menyentuh pori-pori Kutengadahkan wajah polosku Menyambut datangnya air kehidupan Kupejamkan mata lentikku Meresapi rintikan air yang menjatuhiku Dengan berpayung awan mendung Kulangkahkan kaki menjelajahi pertiwi Bersama hujan yang menemani Hingga reda tak jatuh lagi. [*] Senja Basah Oleh Putry Kata Jingga itu menggoda Jejak kita yang tanpa sisa Pada hujan senja itu Kugantung harap tanpa semu “Jika kita adalah takdir Datanglah dengan cinta tanpa khawatir.” Dahulu, rapal cinta di senja basah Adalah kita saling menyapa Lewat tatap mata Lalui kata tanpa suara Rintik yang jatuh di senyummu Membuatku cemburu “Ingin sekali mendekap lesung pipi Yang begitu tampan itu” Kini, senja itu masih basah Namun cinta kita, yang tertinggal hanya kisah. [*] Hujan Kematian Oleh Lulu’atul Puadiya Tanduk merunduk menguntai zikir kematian Tertunduk di barisan para prajurit untaian deru hujan membasahi tubuh kumalnya Simbahan lumpur mulai menjalar baik sungai tanpa jejak Sajak tangisan terdengar dari lubang tak bertulangnya Miris… Sebuah penantian di tengah tangis hujan Penantian yang terpaksa menanti Zikir kematian semakin dekat Kala sang jubah kebesaran berdiri Bak cagak mencagak tubuh tak berdaya itu Tangisan itu hancur lebur Lidah tak bertulang itu bergetar…. Menahan perihnya gejolak kematian. [*] Saat Merindumu Merindumu adalah menemu sunyi seperti gerimis menjumpai tangis serupa puisi; sebait kata pada tubuh sepi dirinya sendiri merindumu adalah menemu sunyi seperti detak dalam tubuh sajak serupa bunyi; rima yang tak henti-henti menyeru namanya sendiri. [**] Mutiara Kecil Oleh Endang Kurniawan Lihatlah rintikan hujan yang berirama Mengantarkan sebuah kisah dalam drama Kesejukannya menghapus segala bentuk kesedihan butiran-butirannya melukiskan bait yang sedang berjajar Kebahagiaan ini takkan pernah lepas rindu Saat mutiara kecil mengalir indah di wajahmu Hingga jari-jari mungil ini berpijak seraya bertumpu mengusap lembutnya lapisan permukaan nan sejuk Langit pun menangis di saat wajahmu mengalirkan air mata Kisahnya seolah tampak, namun tak terlihat Mutiara kecilnya mengalir mengantarkan sejuta harapan Harapan yang dahulu kutuliskan dalam bait kisah Mutiara kecil di wajahmu Bercahaya layaknya mentari di siang kelabu Kisahnya penuh kenangan manis seperti madu Hingga tak disadari jiwa kehilangan rindu. [*] Kusambut Hujan Oleh Ely Widayati Detik waktu berlalu meninggalkan kawan Kemarau yang mendera mulai bosan Tanaman rimpang menyembunyikan dahan Rumput kering menahan lapar Bilakah hujan datang menghampiri Walau turunnya rinai kecil Mereka senang akan harum hujanmu Membawa kesejukan riang dalam kalbu Rintik tawamu menyuburkan tanah Meski di sini ada air dalam kulah Namun aliran hujan lebih berkah Air alam ciptaan Alloh Kusambut musim hujan ini Dengan senyuman tulus dari dasar hati Agar alam tidak ternodai Agar hujan tidak dicaci. [*] Puisi di saat hujan di suatu sore Di Saat Hujan di Suatu Sore /1/ Ditabur hujan kesunyian sore ini menderas pada getar kata sajak-sajak ditulis menepis sepi melebur jarak dirinya bunga-bunga tumbuh di antara jendela, kursi, dan meja pasti dikenalnya rindu merekah pada nafasmu ujung-ujung jari yang sedari dulu –menyentuhnya melebur pada detak waktu /2/ hujan kesunyian, tidakkah kau dengar puisi suara sepi pada pertemuan ini sajak yang ditulis tak pernah terbaca sebab rindu selalu membuat kita lupa lalu, kembali hujan menulis puisi –lagi di setiap rintiknya di antara jendela, kursi dan meja – tentang bunga-bunga /3/ dan begitu saja pada suatu sore ini hujan yang menderas sajak-sajak yang tak terbaca hingga sampai pada sunyi aku masih sendiri di kursi ini berteduh pada puisi dari hujan sore ini. [**] Kau Pikir Hujannya Telah Reda Oleh Mohammad Roni Sianturi Kau pikir hujannya telah reda begitu saja, kawan? Kau pikir tidak ada sisa? Ah, Menyisakan genangan di hati. Esok, lusa, dan akan kuingat genangan air ini Betapa basah hatinya; tergenang sedih kata Yang kau katakan sendiri Di depan mata dan telinga. Kawan, Kau pikir hujannya telah reda, kau tak sadar; airnya menggenang di hati Kata yang kau kata; badi Dan kini; kau hanya menatap Pura-pura lupa dan suka berbasa-basi Perih dan pedih… Kata-katamu menggenang; menyayat hati. [*] Hujan Malam Ini Hujan malam ini menetes dari pipimu mengalir di pelupuk sunyi membasahi detak waktu Jejak-jejak menulis sajak di hujan malam ini air matanya sendiri Barangkali matamu dan mata hujan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan serupa api kepada abu seperti aku kepada kamu. [** Hujan Bersamamu Oleh Handiyani Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam Hujan memihak dirimu bersemayam Rintiknya menjelaskan wajah bergumam Tanah basah menutupi jejak yang dalam Jelas benar rintik hujan bersamamu Menjadi pemisah saat temu Bertukar air mata semu Hujan menyelimutimu. [*] Kisah Hujan Oleh Rieneke Cahyani Aku menanti dirimu Seperti air menghujam sendu Terus jatuh mengalir kelu Hujan berteriak pilu Tak kudengar dalam surau Jiwaku termenung kelabu Menunggu cinta semanis madu Hingga usai balutan waktu Hujan seminggu berlalu Tersisa petrichor syahdu. [*] Setetes Kenangan dalam Hujan Oleh Tarisya Widya Safitria Dulu Saat semburat merah jingga nan elok Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala Tetes kehidupan jatuh serentak Membombardir ribuan kilometer lahan Impresi menguap di atas tanah Larut bersama wewangian hujan Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan Tersemat manis indahnya janji masa depan Penuai kebahagiaan semu berselimut basah Kini Harus beradu dengan nestapa Menatap seruan hina yang menyayat jiwa Menusuk hingga rindu menyeruak keluar Dengan satu tarikan napas gusar. [*] Hujan dan Namamu Oleh E. Natasha Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam Dalam lautan mimpi sang penghirup malam Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia Dia yang mencoba membaca arah Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan Adakah dia di sana masih terpaku menatap kenangan Kemana kau akan berlari Melepas pagi dan mencoba memutar mentari Apalah kau masih terlelap dan terus bermimpi Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi Kenangan hujan memanggilmu, dan tetap memanggil namamu Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa lalu Bulan di sana masih merindukanmu Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu. [*] Jadikan Aku Hujan Oleh Afifatur Rohman Jadikan aku hujan Akan kulukis kisah dengan muara air Akan kubuatkan bendungan yang dipenuhi cinta Akan kupenuhi jiwamu dengan rintiknya rindu Ajari aku menjadi hujan Agar aku bisa mengobati hausmu Haus akan dentuman rindu Mengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah Ijinkan aku menjadi hujan Aku ingin persembahkan musik dengan jatuhnya aku Membuat alunan pada dinginnya cintamu Tapi, ini janjiku Tak ada petir yang membuatmu benci akan diriku. [*] Memori Tetesan Hujan Oleh Setia Erliza Sehelai daun hijau panjang Menutupi mahkota dari derasnya hujan Menuju tempat lautan ilmu Beberapa tahun yang silam Saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar Memori daun pisang menjadi bait kisah haru Menempa kisah di musim penghujan Basah? Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmu Sambil menggigil kau genggam tanganku Jelas terlihat dari tangan keriputmu Menuntunku di bawah derasnya hujan Daun pisang mengukir kisah haru Ciptakan kenangan indah tak terhingga Antara aku, ayah, dan hujan. [*] Musim Hujan Berselimut Duka Oleh Fakhri Fikri Rangkaian kata kususun menjadi aksara Bercerita tentang musim hujan berselimut duka Di mana senja tak lagi jingga DI mana mentari enggan menampakkan muka Kala itu, langit menangis berlinang air mata Guntur beretorika tanpa bisa mengucapkan sepatah kata Indonesia berduka Bapak pluralisme bangsa telah tiada. Baca juga Kumpulan Puisi Anak SD Indonesia tentang Alam, Keluarga, dan Pendidikan Karawang, 10 November 2017 [*] Hujan di Ternate Oleh Abi N. Bayan Kau tumpah lagi di gelasku dan aku mesti menyeduh sisa-sisa teh dari cangkirmu. Malam ini, aku kembali memelukmu dalam diam sebelum asap rokok mati dari tanganku. Ada gigil tiba-tiba renyah di ruangan ini melesat keluar jendela dan kau sibuk merapikan sesak. [*] Rintik Rindu Novena Oleh Dikha Nawa Lembar keenam, kumulai lagi dengan mengingatmu Tentang rinduku yang belum tersampaikan Kala percik-percik gerimis menyapaku Di antara aroma remahan tanah yang basah Betapa sulitnya itu Begitu berat menahan lajunya… Entah, di rintik keberapa Ku kan mengeja bayangmu Membahasakan senyummu saat itu Di sini pun masih terasa sama Hampa, serupa kesendirian ini Hingga tak sanggup lagi, hatiku menahan keingkaran ini… Andai saja mampu Menghalau lajunya waktu Andai saja saat itu Tak bersumpah untuk membencimu. [*] Seperti Hujan Oleh Michra Fahmi Mereka bilang aku aneh… Karena aku selalu menunggu air turun dari langit Mereka juga bilang aku gila Karena senang bercerita pada hujan Mereka selalu menjauh ketika rintik menyapa Sementara aku selalu menyambutnya dengan riang Kau benar tentang hujan, ada aroma tanah yang terjamah Dan selalu menggugah rasa rindu antara kita Aku harap kau tau pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kita Saat bersama tersenyum memandang langit hitam dan derasnya hujan Kau ajarkan aku menjadi seperti hujan di malam hari Atas harapan dan rinduku pada seseorang Yaaah… Hujan tak pernah lelah turun meski malam Dan tak pula mengharapkan datangnya pelangi. [*] Kisahku dan Hujan Oleh Ghivan Christine Dalam ayunan langkah, yang semakin lambat Dalam helaan napas, yang semakin dalam Dalam desir angan, yang kian menjauh Dalam desah hati, yang kian membiru Entah harap, entah khayal yang digenggam Entah duka, entah suka yang dikecap Hanya tetes hujan yang paham Hanya tetes hujan yang menjawab Dalam biru yang kian menyatu Di derasnya tetes hujan Tak ada kata yang terucap Tapi selaksa makna terjawab Kisahku sama dengan hujan Datang dan pergi tanpa pamit menghembuskan asa dan juga nestapa Hingga hanya dingin yang tersisa. [*] Secercah Hujan di Ujung Senja Oleh Reni Triasa Masih seputar rindu, Tergeletak tak berdaya di antara sendu Isak tangis semakin memekik kalbu Terbata-bata melisankan ingin bertemu Masih seputar rindu, Di ujung senja semakin rapuh Di cercah hujan ingin tetap tinggal Menanggung pedih serpihan rindu di atas bahu Masih seputar rindu, Menyeret paksa jiwaku penuh bisu Menahan jengkal langkahku dengan tangis Suara hati yang berteriak histeris, berkata tetaplah di sini Di atas rinai hujan yang jatuh tanpa jeda Rindu ini belum selesai, katanya. [*] Rinai Memberai Oleh Peti Rahmalina Rinai datang padaku pada saat diri tengah menepi Renyai senyawa hidrat memecah sunyi Segala impresi tentangnya menguar memenuhi imaji Kembali pada ilusi tuk berpuisi Rangkaian asa yang kucipta terverai Dia pergi ketika rinai datang memenuhi semesta tak berisi Serenada pilu mencipta elegi Nyeri yang kau berikan, kuresapi dalam-dalam saat hujan Sembilu menjalar setiap kali rinai berjatuhan Sembunyikan air mata redam jerit kekecewaan Dalam cinta yang tiada berupa Rinai memberai Rinai memberai asa Dalam rindu yang membuat tiada Rinai memberi asa Jadi tiada yang membuat rindu. [*] Sajak Pertemuan Hujan dan Senja Oleh Windarsih Guguran air menyelubungi rona pipi senja Mengembang senyum sepasang insan bertudung payung jingga Bumi sudah dijamah resapan manis hujan senja Usapan tangan di kala pintu-pintu langit terbuka Magis hujan meniduri relung-relung kerinduan Pertemuan perpisahan silih berganti tanpa salam Bagai sebujur kilat membelah angkasa tak pedulikan masa Setara air hujan kala rasa menjatuhkan lara Menatap hitam pemegang gagang payung jingga Kularang melangkah sebelum tangis hujan reda Mencari bening di antara helai rambut legammu Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan Teduhkan jiwa dua insan pemuja ritme tetesan Memori penghujung Desember pelukan batas senja Engkau dan aku meniduri rasa manis air dirgantara. [*] Titisan Hujan Bersama Nyanyian Syahdu Oleh Jannatul Ula Kilau mentari menyinari bumi dengan tandus alam yang menerjang Seketika awan berubah wujud menjadi mangsa kegelapan Mengharapkan curahan air yang menabur Rintihan suci menghidupkan dunia indah nan syahdu Memanggil cinta bagai akar menjalar untuk tetap bersemi Menghias bunga mekar diiringi musik gemercikanmu dari kelayuan Menghias alam dengan biasan mentari Sebagai tangga cinta sang bidadari Butiran embun menempel di ujung dedaunan Membentuk indah bagai mutiara bening Baca juga Puisi Ayah Doa, Terima Kasih dan Permohonan Maaf Untukmu Rintihan hujan butir suaramu menyejukkan imajiku Dalam keheningan anganku terbang entah kemana bersama angin Membuat tubuh ini membeku Dengan hawa yang kau curahkan. [*] Keterangan **Puisi hujan dengan judul Aku Rindu Hujan, Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku, Hujan ini Turun Lagi, Saat Merindumu, Di Saat Hujan di Suatu Sore, dan Hujan Malam Ini sudah dipost sebelumnya oleh Moh. Faiz Maulana di *Diambil dan ditulis ulang dari buku Bait Kisah di Musim Hujan Antalogi Puisi. CBK Publishing, Banda Aceh, 2017

puisi pendek tentang hujan dan rindu